Senin, 11 Oktober 2010

Obyek Wisata Sendang Tiga Rasa terletak di atas Obyek Air Terjun Monthel atau tepatnya Dukuh Rejenu Desa Japan Kec.Dawe atau sekitar 3 km dari Pesanggrahan Colo. Ada Tiga mata air yang memilik rasa Khas dan ajaib


  • Sumber Air Pertama : mempunyai rasa tawar-tawar masam (Jawa : anyep-anyep asem/kecut) yang bekhasiat dapat mengobati berbagai penyakit.
  • Sumber Air Kedua : mempunyai rasa yang mirip dengan minuman ringan bersoda seperti “Sprite” yang bekhasiat dapat menumbuhkan rasa percaya diri dalam menghadapi berbagai permasalahan hidup.
  • Sumber Air Ketiga : mempunyai rasa mirip minuman keras “tuak / arak” yang bekhasiat dapat memperlancar rezeki jika bekerja keras untuk mendapatkannya.

Dipercaya oleh masyarakat bahwa air Tiga Rasa dapat dipakai untuk pengobatan. Disendang tiga rasa terdapat pula Makam Syeh Sadzali yang merupakan murid Sunan Muria,sedangkan Sendang Tiga Rasa adalah tempat mandi para murid Sunan Muria.



Air Terjun Ginggomino merupakan air terjun kedua di Kota Kudus, terletak di Kawasan Wisata Rejenu dapat ditempuh dengan menyusuri sungai Rejenu.

Rahtawu

 Wisata pegunungan Rahtawu merupakan suatu tempat yang terletak di kaki Gunung Muria sekitar 20 km dari Kota Kudus yang terletak di desa Rahtawu Kecamatan Gebog. Rahtawu ini memiliki pemandangan yang indah karena letaknya yang dikelilingi deretan pegunungan dan sungai-sungai yang masih jernih. Mata air sungai Kali Gelis berasal dari Rahtawu ini. Kawasan ini sangat cocok bagi para pelajar, remaja serta muda-mudi yang berhobi mendaki gunung dapat menyusuri jalan setapak menjelajahi medan pegunungan Rahtawu untuk menaklukkan Puncak “SONGOLIKUR”.
Selain memiliki wisata alam, Rahtawu mempunyai wisata budaya karena di rahtawu ini terdapat tempat-tempat pertapaan / petilasan dimana nama petilasan tersebut diambil dari beberapa cerita pewayangan, yaitu: Hyang Semar, Petilasan Abiyoso, Begawan Sakri, Lokojoyo, Dewi Kunthi, Makam Mbah Bunton, Hyang Pandan, Argojambangan, Jonggring Saloko dan Sendang Bunton.

Studio Taqim Art

Studio Taqim Art adalah sebuah galery yang berada di lereng Gunung Muria dengan pemandangan yang indah dan sejuk, serta lahan yang ditata dengan apik oleh tangan-tangan seniman. Sedangkan studionya merupakan studio penelitiaan dan pengembangan seni, agrobisnis, laboratorium Seni Nasional Bukit Kalpataru. Sanggar dan gallery seni milik seniman Mustaqim ini terletak ± 0,5 Km di sebelah utara dari Bumi Perkemahan dan Wana Wisata Kajar. Dalam jangka panjang,Taqim Arts Studio berupaya melibatkan masyarakat Desa Kajar untuk bersama-sama menjadikan Desa Kajar sebagai “Desa Seni”.

Hutan Wisata Kajar


Obyek Wisata ini terletak di kawasan hutan Pinus, berjarak 3 km ke arah selatan dari obyek wisata Colo, tepatnya di desa Kajar Kecamatan Dawe Kudus. Kawasan Kajar merupakan lokasi yang tepat untuk kegiatan camping dan hiking (perkemahan dan jelajah medan atau lintas alam), baik bagi pelajar, pramuka, maupun remaja pada umumnya.

Air Terjun Montel

Obyek wisata air terjun monthel terletak di sebelah utara Makam Sunan Muria. Untuk menuju lokasi kira-kira 1,5 km dari pesanggrahan Colo dapat dicapai dengan jalan kaki melalui jalan setapak melewati perkebunan kopi. Kita dapat menikmati suara gemericik air yang jatuh di atas bebatuan dan kicauan burung yang merdu. Air terjun monthel memiliki ketinggian sekitar 50 m.

Wisata Budaya


Selain kaya akan industri, Kota Kudus juga kaya akan wisata budaya. Banyak tradisi-tradisi masyarakat Kudus yang berpotensi untuk dijadikan wisata budaya. Pengembangan wisata berbasis masyarakat sedang dikembangkan Pemerintah Kabupaten Kudus bertujuan untuk melestarikan seni dan kebudayaan yang dimiliki warga desa yang sudah ada turun temurun sejak nenek moyang dulu dan untuk mengenalkan potensi yang dimiliki. Rencananya Pemerintah Kabupaten akan mengadakan acara rutin tiap tahun sebagai media promosi wisata melalui kebudayaan. Adapun tradisi-tradisi ini yaitu :
 
  • Tradisi Resik-resik Sendang dan Nyiwer Desa [ Desa Wonosoco, Kecamatan Undaan ]
  • Tradisi Maulidan Jawiyyan [ Desa Padurenan Kecamatan Gebog ]
  • Tradisi Ampyang Maulid [ Desa Loram Kulon Kecamatan Jati ]
  • Tradisi Dandangan [ Sekitar Menara Kudus Kecamatan Kota Kudus ]
  • Tradisi Tebokan [ Desa Kaliputu Kecamatan Kota Kudus ]
  • Tradisi Sewu Kupat [ Desa Colo Kecamatan Dawe ]
  • Tradisi Buka Luwur [ Makam Sunan Kudus dan Sunan Muria ]
  • Tradisi Punjung Panen [ Desa Kaliwungu Kecamatan Kaliwungu ]
  • Festival Patiayam [ Desa Terban Kecamatan Jekulo ]
                 

 

Tradisi Resik-Resik Sendang dan Nyiwer Desa, Desa Wonosoco Kecamatan Undaan

 
Wonosoco berbatasan dengan sebelah timur Pati dan Grobogan ( selatan ). Selain alamnya yang indah desa di Kecamatan Undaan ( 22 km selatan Kota Kudus ). Prosesi ritual adat resik-resik sendang digelar warga Desa Wonosoco dengan mengarak hasil bumi keliling kampung menuju sendang. Dilakukan setahun sekali yakni satu bulan jelang Ramadan digelar prosesi resik-resik sendang pada Sendang Dewot dan Sendang Gading, yang airnya tidak pernah habis. Warga menggantungkan air sendang untuk minum, masak dan mandi. Oleh Pemerintah Kabupaten acara ini ditingkatkan dengan melibatkan pemerintah dan tokoh masyarakat, bekerja sama dengan seniman di Kudus dan Sakapanduwisata. Banyak potensi wisata yang bisa dikembangkan yaitu bisa digunakan untuk lokasi bumi perkemahan, wanawisata. Disini juga terdapat pertunjukan wayang klithik dimana dalang harus memiliki garis keturunan dari dalang sebelumnya. Disebut wayang klithik, karena suara yang ditimbulkan bunyinya klithik-klithik.
           

 

Tradisi Maulidan Jawiyyan, Desa Padurenan Kecamatan Gebog

     
Prosesi dimulai dengan kirab budaya padurenan yaitu arak-arakan masyakat sekitar dengan membawa hasil tani, kerajinan bordir dan konveksi, wayang bambu, tabuhan terbang papat, makanan khas Padurenan. Tradisi maulidan jawiyan merupakan tradisi masyarakat Desa Padurenan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad dengan membaca kitab albarjanzi dengan aksen jawa yaitu kitab yang menggambarkan sejarah nabi dengan menggunakan syair yang dilantunkan dalam suara lantang.



           

 

Kirab Ampyang Maulid, Desa Loram Kulon Kecamatan Jati

     
Tradisi ampyang maulid merupakan salah satu bentuk penyebaran agama Islam yang dilakukan Tjie Wie Gwan, suami Ratu Kalinyamat, sekaligus menantu Sunan Kudus dengan menggunakan pendekatan sosial budaya kepada masyarakat Loram Kulon yang waktu itu beragama Hindu-Buddha dan bermata pencaharian sebagai pembuat ampyang. Selain menyebarkan agama Islam, beliau juga meninggalkan beberapa tradisi budaya yang masih dilaksanakan sampai sekarang :
 
  • Tradisi Nganten Mubeng Gepuro/kirab nganten, Pada masa itu, karena banyaknya yang menikah, untuk mempersingkat waktu maka Tjie Wie Gwan berpetuah pada para pengantin yang telah sah, mengelilingi gapura lalu akan di doakan dari depan Masjid dan disaksikan oleh warga setempat.
  • Tradisi Sedekah Nasi Kepel Saat penyebaran agama islam, salah satu warga ada yang ingin bersedekah tetapi belum mengetahui caranya. Sehingga beliaupun berpesan kepada warga silahkan selamatan dengan nasi kepel 7 bungkus dan lauk bothok 7 bungkus. 7 ini maksudnya dalam basa jawa berarti pitu, yang mempunyai arti filsafat Pitulung(pertolongan), Pitutur(nasihat), Pituduh(petunjuk) dalam menjalani hidup di dunia. Diharapkan dengan nasi kepel dan bothok berjumlah 7 tersebut tidak memberatkan warga yang tidak mampu, tetapi ingin bersedekah.
  • Tradisi Ampyang Maulid Untuk memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW, beliau meminta warga setempat membuat tempat makanan segi empat berbentuk masjid, mushala, atau rumah gebyok, dengan bahan baku bambu. Ampyang berfungsi untuk menghias sekeliling tempat makanan itu. Ampyang atau kerupuk aneka warna terbuat dari tepung.
     

Tradisi Dandangan

  Tradisi Dandangan adalah tradisi yang sudah lama ada di Kudus yang diadakan setiap tahun untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan. Dandangan diadakan dengan cara menggelar dagangan di trotoar di sekitar Jl. Sunan Kudus hingga ke Alun-alun Kudus. Agenda dandangan meliputi : Dandangan di Masjid Al Aqso dan Menara Kudus, Festival Bedug Dandang di Jl Simpang Tujuh      

 

Kupatan

 

Kupatan yaitu tradisi yang dilaksanakan pada hari ke-7 setelah Idul Fitri. Agenda Kupatan meliputi :
  • di Bulusan, desa Hadipolo Jekulo
  • di desa Colo
  • di Sendang Jodo desa Purworejo
  • di desa Kesambi Mejobo
     

Sewu Kupat Desa Colo Kecamatan Dawe

 
Sewu Kupat merupakan tradisi masyarakat Desa Colo untuk memperingati Hari Raya Idul Fitri. Pelaksanaan tradisi setelah 1 minggu hari raya idul fitri. Kegiatan ini diadakan atas dasar rasa syukur masyarakat Colo yang telah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa. Selain itu kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan budaya orang Jawa dalam syukuran kupat dan lepet.
     

 

Buka Luwur

       

Buka Luwur merupakan upacara penggantian kain klambu penutup makam yang berlangsung setiap tahun.
  • Prosesi Buka Luwur Sunan Kudus dilaksanakan setiap tanggal 10 Syuro ( 10 Muharram ). Dalam prosesi itu dilakukan penggantian Luwur ( kelambu / tirai ) Makam Sunan Kudus. Juga dibagikan Nasi Nuk ( nasi bungkus dengan daun jati ) kepada warga masyarakat.
  • Buka Luwur Sunan Muria dilaksanakan setiap tanggal 16 Syuro

Minggu, 10 Oktober 2010

Colo

DESKRIPSI

 
Obyek wisata Colo terletak sekitar 18 km ke arah utara dari pusat kota Kudus, tepatnya di Kawasan Pegunungan Muria, Desa Colo Kec. Dawe. Pegunungan Muria dengan ketinggian 1602 m dpl ( diatas permukaan laut ) merupakan kawasan dataran tinggi yang terdiri dari beberapa perbukitan dan pegunungan yaitu :
 
  • Pegunungan Argo Jembangan
  • Pegunungan Argo Piloso
  • Pegunungan Rahtawu
  • Perbukitan Pasar
  • Perbukitan Ringgit
  Disini wisatawan dapat menikmati panorama alam pegunungan yang indah dan mempesona dengan udara bersih dan sejuk.
   
 

MAKANAN KHAS COLO

  Colo memiliki makanan khas yang tidak dapat kita jumpai di daerah lain di Kudus, yaitu : Ayam bakar dan pecel pakis, Pisang Byar, Pisang mas, Parijotho, Jangklong
   

Pecel Pakis

Pakis merupakan tanaman yang tumbuh subur di lereng gunung Muria. Oleh penduduk setempat tanaman ini digunakan untuk bahan membuat pecel selain menggunakan tauge dan kacang panjang. Dipadu dengan ayam bakar yang rasanya khas makanan ini cocok untuk dinikmati bagi anda yang sedang berkunjung di Obyek Wisata Colo.
   
   

Jeruk Pamelo
Di daerah Colo ini tumbuh juga jeruk besar yang biasa disebut jeruk pamelo.
   

Pisang Byar
Pisang byar berbeda dengan pisang biasa. Ukuran pisang ini lebih panjang. Cocok untuk teman minum kopi atau teh anda.
   
Parijoto  
Parijoto merupakan buah yang dapat dijumpai di pinggir-pinggir jalan sekitar Colo. Buahnya kecil berwarna ungu. Berdasarkan kepercayaan orang-orang setempat, buah ini baik untuk para ibu yang sedang mengandung. Kelak menurut mereka bila mengkonsumsi buah ini, anak yang dilahirkan akan mempunyai kulit yang bersih, berparas cantik / tampan. Buah ini dikonsumsi selain dimakan secara langsung, buah ini dapat digunakan untuk campuran rujak / pecel dicampur dengan buah delima. Selain itu buah ini berguna untuk penyakit sariawan dan diare. Waktu Panen buah ini sekitar bulan Maret - Mei.
   

Jangklong
Jangklong juga dijual disekitar obyek wisata Colo tergolong tanaman ubi-ubian.
           
   

SOUVERNIR

    Jangan lupa untuk membeli souvernir khas daerah Colo yaitu :
   
  • Tongkat berkepala ular dan bermacam-macam kepala binatang lain
  • Kayu ukir pengusir tikus
  • Buku-buku sejarah Wali Songo dan buku tentang Kabupaten Kudus 
Source : http://www.kuduskab.go.id/

Soto Kudus

Kudus adalah sebuah kota yang penuh dengan wisata kuliner. Salah satu kuliner yang terkenal dari Kudus adalah Soto Kudus. Walaupun banyak yang menyebut ini Soto Kudus, tapi masyarakat Kudus sendiri tidak menyebutnya Soto Kudus, tetapi hanya menyebutnya Soto Ayam. Jadi, istilah Soto Kudus bukan dibuat oleh masyarakat Kudus sendiri, melainkan oleh para pengunjung dari daerah lain. Soto Kudus banyak diminati baik oleh penduduk setempat ataupun wisatawan. Bahkan kata orang, belum bisa dikatakan berkunjung  ke Kudus kalau belum mencoba Soto Kudus. berikut ini adalah salah satu resep dalam pembuatan Soto Kudus.

Bahan:
  • 1 ekor ayam, belah dua
  • 1500 ml air
  • 3 siung bawang putih, iris halus
  • 3 cm jahe, memarkan
  • 2 btg serai, ambil bagian putihnya dan memarkan
  • 3 sdm minyak goring
Haluskan :
  • 5 buah bawang merah
  • 1 sdt ketumbar utuh
  • ½ sdt merica utuh
  • 2 cm kunyit
  • garam
Pelengkap:
  • 3 sdm bawang goreng
  • 50 gr taoge
  • 1 btg seledri, iris halus
  • 1 bh jeruk nipis, iris 4
  • 3 sdm kecap manis
Cara membuatnya:
Tumis bawang putih hingga harum, masukkan bumbu halus, jahe, dan serai, aduk hingga masak. Masukkan ayam dan aduk terus hingga ayam berubah warna. Tuang air. Masak hingga ayam matang dengan api sedang. Angkat ayam dari panci dan goreng hingga kering. Cabik-cabik ayam dan atur di mangkok bersama pelengkap lainnya. Siram kuah di atasnya dan sajikan.

Article by : Aflacha Imadida R.
Recipe Source : http://resepmasakanindonesia.idcc.info/resep-soto-kudus.htm

Area Hotspot

Hari Sabtu, 30 Mei 2009 diadakan acara nGe-net Bareng Bupati Kudus di halaman GOR Wergu Wetan.
Acara yang dihadiri sekitar 400an orang (kira-kira sich masa' mo diitung satu-satu) mulai dari pelajar SMP, SMA/SMK, Mahasiswa, dan Umum. Sebuah terbosan baru di dunia IT yang patut mendapatkan apresiasi. Ternyata Bupati Kudus punya perhatian terhadap dunia IT. Kab. Kudus yang terkenal karena rokok sampai-sampai mendapatkan julukan "kota kretek" karena emang punya banyak pabrik rokok diantaranya Djarum, Nojorono, Sukun, dan masih banyak lagi. Dari rokoklah Kab. Kudus berkembang, tahun ini Kab.
Kab. Kudus sekarang punya area HOTSPOT, pertama di Pendopo Kabupaten (sekitar alun-alun simpang tujuh), kemudian di GOR Wergu Wetann, dan menyusul di beberapa tempat yang lain. Wah cah Kudus jadi punya tempat buat nGenet gratis nich... Mudah-mudahan kedepan bukan cuma dua tempat tersebut yang yang ada HOTSPOTnya tapi di tempat-tempat laen juga disediakan. 
Di GOR Wergu wetan yang identik sebagai tempat nongkrongnya cah Kudus sekarang mulai berbenah dan ingin merubah citra yang sempat negatif. Wah bisa nongkrong makan lentog atau jagung bakar sambil ngenet nich. Buat warga Kudus selamat meikmatimati fasilitas HOTSPOTnya. 
Area Hotspot di kabupaten Kudus :
  • Kabupaten Kudus 
  • GOR
  • Halaman Gedung DPRD Kabupaten Kudus
  • Kawasan Tugu Identitas Matahari
  • Gedung Perpustakaan
  • Kecamatan Kota
  • Kecamatan Bae
  • Kecamatan Kaliwungu
  • Kecamatan Jati
  • Kecamatan Mejobo
  • Kecamatan Jekulo
  • Kecamatan Gebog

Sejarah Kota Kudus

Sejarah Kota Kudus
Sejarah tentang hari jadi Kota Kudus di tetapkan pada tanggal 23 September 1549 M dan diatur dalam Peraturan Daerah (PERDA) No. 11 tahun 1990 tentang hari jadi Kudus yang di terbitkan tanggal 6 Juli 1990 yaitu pada era Bupati Kolonel Soedarsono.

Sejarah Kota Kudus tidak terlepas dari Sunan Kudus hal ini di tunjukan oleh Skrip yang terdapat pada Mihrab di Masjid Al-Aqsa Kudus ( Majid Menara), di ketahui bahwa bangunan masjid tersebut didirikan pada tahun 956 H atau 1549 M.

Mengenai asal usul nama Kudus menurut dongeng / legenda yang hidup dikalangan masyarakat setempat ialah, bahwa dahulu Sunan Kudus pernah pergi naik haji sambil menuntut ilmu di Tanah Arab, kemudian beliau pun mengajar pula di sana. Pada suatu masa, di Tanah Arab konon berjangkit suatu wabah penyakit yang membahayakan, penyakit tersebut menjadi reda berkat jasa Sunan Kudus. Olek karena itu, seorang amir di sana berkenan untuk memberikan suatu hadiah kepada beliau, akan tetapi beliau menolak, hanya sebagai kenang-kenangan beliau meminta sebuah batu. Batu tersebut menurut sang amir berasal dari kota Baitul Makdis atau Jeruzalem (Al Quds), maka sebagai peringatan kepada kota dimana Ja’far Sodiq hidup serta bertempal tinggal, kemudian diberikan nama Kudus.

Makam Sunan Muria

Selain indah, Gunung Muria juga menyimpan sejarah. Gunung Muria adalah salah satu situs bersejarah bagi perkembangan Islam di Jawa, yaitu Sunan Muria. Pemakaman Sunan Muria adalah salah satu tempat yang banyak dikunjungi oleh wisatawan. Setiap hari ratusan orang bahkan ribuan orang pada hari-hari tertentu. Sunan Muria adalah salah satu anggota Walisongo. Walisongo adalah penyebar agama Islam di Jawa. Makam Sunan Muria terletak di salah satu puncak gunung Muria, dan merupakan bagian dari Wisata Obyek Alam di Kota Kudus, dan terletak tidak jauh dari air terjun Montel.Raden Umar Syaid, atau Raden Said dikenal sebagai Sunan Muria, adalah termasuk salah satu dari sembilan wali terkenal di Jawa. Nama kecilnya adalah Raden Prawoto. Dia adalah putra dari Sunan Kalijaga dengan Dewi Soejinah, Sunan Ngudung putri. Jadi, saudara dari Sunan Kudus. Sunan Muria memperoleh seorang putra bernama Pangeran Santri, dan kemudian mendapat julukan Sunan Ngadilungu. Sunan Muria merupakan salah satu pendukung dari Kerajaan Bintoro. Dia adalah pendiri Masjid Demak.Sunan Muria lebih suka menyendiri dan tinggal di desa, bergaul dan hidup di tengah-tengah rakyat jelata. Sunan Muria lebih suka mendidik masyarakat tentang Islam di sepanjang lereng Gunung Muria, yang terletak 18 km sebelah utara kota Kudus sekarang. Kabarnya dia yang terus mempertahankan gamelan sebagai seni yang sedang populer di Jawa dan digunakan untuk memasukkan pengertian Islam ke dalam jiwa rakyat untuk mengingat Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, dia adalah pencipta Gending Gending Sinom dan Kinanti. Sekarang dia dikenal sebagai Sunan Muria karena ia dimakamkan di Gunung Muria, termasuk wilayah Kudus.

Mubarok Food

Mubarokfood, The Market Leader of Jenang Kudus
Mubarokfood Cipta Delicia adalah produsen Jenang Kudus (Kudus bubur) dengan merek-merek terkenal: Mubarok, Viva, Mabrur, Sinar Tiga Tiga, DKI Rasa, Baginda, dan Semesta. Mubarokfood Cipta Delicia dimulai pada tahun 1910 dan terus berkembang dengan menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001: 2000.Selain memproduksi Kudus Jenang, perusahaan juga terus melakukan inovasi terbaru dengan memproduksi Dodol Indonesia dengan merek "Citra Persada" yang diproses dengan menggunakan teknologi vakum dan produk tomat dengan rasa kurma (Torakur) dengan merek Ala Jazeera. Untuk memberikan jaminan mutu, perusahaan melakukan pengawasan yang ketat oleh Laboratorium / QC (aspek fisika, kimia, mikrobiologi). Pengawasan secara ketat diarahkan untuk bubur Mubarok memiliki karakteristik khas: tekstur rasa, elastis dan rasa yang sangat lezat. Jenang Mubarok higienis diproses sesuai dengan Good Manufacturing Practice (GMP) dan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP).
Mubarokfood Cipta Delicia Jenang Kudus adalah pemimpin pasar di Indonesia dengan daerah pemasaran hampir semua kota di pulau Jawa, Bali, Batam, Sumatera, dan Sulawesi. Perusahaan juga telah berhasil menembus pasar luar negeri, termasuk Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Hong Kong, Abu Dhabi, Arab Saudi, Jepang, dan beberapa negara lain.
 
source : http://www.mubarokfood.co.id/
 
Copyright © Kudus Cyber City

The "Urban Elements" Fitness Exercise Equipment | Premium Wordpress Themes | Premium Blogger Templates

Converted into Blogger by Intro Blogger