Senin, 11 Oktober 2010

Wisata Budaya


Selain kaya akan industri, Kota Kudus juga kaya akan wisata budaya. Banyak tradisi-tradisi masyarakat Kudus yang berpotensi untuk dijadikan wisata budaya. Pengembangan wisata berbasis masyarakat sedang dikembangkan Pemerintah Kabupaten Kudus bertujuan untuk melestarikan seni dan kebudayaan yang dimiliki warga desa yang sudah ada turun temurun sejak nenek moyang dulu dan untuk mengenalkan potensi yang dimiliki. Rencananya Pemerintah Kabupaten akan mengadakan acara rutin tiap tahun sebagai media promosi wisata melalui kebudayaan. Adapun tradisi-tradisi ini yaitu :
 
  • Tradisi Resik-resik Sendang dan Nyiwer Desa [ Desa Wonosoco, Kecamatan Undaan ]
  • Tradisi Maulidan Jawiyyan [ Desa Padurenan Kecamatan Gebog ]
  • Tradisi Ampyang Maulid [ Desa Loram Kulon Kecamatan Jati ]
  • Tradisi Dandangan [ Sekitar Menara Kudus Kecamatan Kota Kudus ]
  • Tradisi Tebokan [ Desa Kaliputu Kecamatan Kota Kudus ]
  • Tradisi Sewu Kupat [ Desa Colo Kecamatan Dawe ]
  • Tradisi Buka Luwur [ Makam Sunan Kudus dan Sunan Muria ]
  • Tradisi Punjung Panen [ Desa Kaliwungu Kecamatan Kaliwungu ]
  • Festival Patiayam [ Desa Terban Kecamatan Jekulo ]
                 

 

Tradisi Resik-Resik Sendang dan Nyiwer Desa, Desa Wonosoco Kecamatan Undaan

 
Wonosoco berbatasan dengan sebelah timur Pati dan Grobogan ( selatan ). Selain alamnya yang indah desa di Kecamatan Undaan ( 22 km selatan Kota Kudus ). Prosesi ritual adat resik-resik sendang digelar warga Desa Wonosoco dengan mengarak hasil bumi keliling kampung menuju sendang. Dilakukan setahun sekali yakni satu bulan jelang Ramadan digelar prosesi resik-resik sendang pada Sendang Dewot dan Sendang Gading, yang airnya tidak pernah habis. Warga menggantungkan air sendang untuk minum, masak dan mandi. Oleh Pemerintah Kabupaten acara ini ditingkatkan dengan melibatkan pemerintah dan tokoh masyarakat, bekerja sama dengan seniman di Kudus dan Sakapanduwisata. Banyak potensi wisata yang bisa dikembangkan yaitu bisa digunakan untuk lokasi bumi perkemahan, wanawisata. Disini juga terdapat pertunjukan wayang klithik dimana dalang harus memiliki garis keturunan dari dalang sebelumnya. Disebut wayang klithik, karena suara yang ditimbulkan bunyinya klithik-klithik.
           

 

Tradisi Maulidan Jawiyyan, Desa Padurenan Kecamatan Gebog

     
Prosesi dimulai dengan kirab budaya padurenan yaitu arak-arakan masyakat sekitar dengan membawa hasil tani, kerajinan bordir dan konveksi, wayang bambu, tabuhan terbang papat, makanan khas Padurenan. Tradisi maulidan jawiyan merupakan tradisi masyarakat Desa Padurenan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad dengan membaca kitab albarjanzi dengan aksen jawa yaitu kitab yang menggambarkan sejarah nabi dengan menggunakan syair yang dilantunkan dalam suara lantang.



           

 

Kirab Ampyang Maulid, Desa Loram Kulon Kecamatan Jati

     
Tradisi ampyang maulid merupakan salah satu bentuk penyebaran agama Islam yang dilakukan Tjie Wie Gwan, suami Ratu Kalinyamat, sekaligus menantu Sunan Kudus dengan menggunakan pendekatan sosial budaya kepada masyarakat Loram Kulon yang waktu itu beragama Hindu-Buddha dan bermata pencaharian sebagai pembuat ampyang. Selain menyebarkan agama Islam, beliau juga meninggalkan beberapa tradisi budaya yang masih dilaksanakan sampai sekarang :
 
  • Tradisi Nganten Mubeng Gepuro/kirab nganten, Pada masa itu, karena banyaknya yang menikah, untuk mempersingkat waktu maka Tjie Wie Gwan berpetuah pada para pengantin yang telah sah, mengelilingi gapura lalu akan di doakan dari depan Masjid dan disaksikan oleh warga setempat.
  • Tradisi Sedekah Nasi Kepel Saat penyebaran agama islam, salah satu warga ada yang ingin bersedekah tetapi belum mengetahui caranya. Sehingga beliaupun berpesan kepada warga silahkan selamatan dengan nasi kepel 7 bungkus dan lauk bothok 7 bungkus. 7 ini maksudnya dalam basa jawa berarti pitu, yang mempunyai arti filsafat Pitulung(pertolongan), Pitutur(nasihat), Pituduh(petunjuk) dalam menjalani hidup di dunia. Diharapkan dengan nasi kepel dan bothok berjumlah 7 tersebut tidak memberatkan warga yang tidak mampu, tetapi ingin bersedekah.
  • Tradisi Ampyang Maulid Untuk memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW, beliau meminta warga setempat membuat tempat makanan segi empat berbentuk masjid, mushala, atau rumah gebyok, dengan bahan baku bambu. Ampyang berfungsi untuk menghias sekeliling tempat makanan itu. Ampyang atau kerupuk aneka warna terbuat dari tepung.
     

Tradisi Dandangan

  Tradisi Dandangan adalah tradisi yang sudah lama ada di Kudus yang diadakan setiap tahun untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan. Dandangan diadakan dengan cara menggelar dagangan di trotoar di sekitar Jl. Sunan Kudus hingga ke Alun-alun Kudus. Agenda dandangan meliputi : Dandangan di Masjid Al Aqso dan Menara Kudus, Festival Bedug Dandang di Jl Simpang Tujuh      

 

Kupatan

 

Kupatan yaitu tradisi yang dilaksanakan pada hari ke-7 setelah Idul Fitri. Agenda Kupatan meliputi :
  • di Bulusan, desa Hadipolo Jekulo
  • di desa Colo
  • di Sendang Jodo desa Purworejo
  • di desa Kesambi Mejobo
     

Sewu Kupat Desa Colo Kecamatan Dawe

 
Sewu Kupat merupakan tradisi masyarakat Desa Colo untuk memperingati Hari Raya Idul Fitri. Pelaksanaan tradisi setelah 1 minggu hari raya idul fitri. Kegiatan ini diadakan atas dasar rasa syukur masyarakat Colo yang telah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa. Selain itu kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan budaya orang Jawa dalam syukuran kupat dan lepet.
     

 

Buka Luwur

       

Buka Luwur merupakan upacara penggantian kain klambu penutup makam yang berlangsung setiap tahun.
  • Prosesi Buka Luwur Sunan Kudus dilaksanakan setiap tanggal 10 Syuro ( 10 Muharram ). Dalam prosesi itu dilakukan penggantian Luwur ( kelambu / tirai ) Makam Sunan Kudus. Juga dibagikan Nasi Nuk ( nasi bungkus dengan daun jati ) kepada warga masyarakat.
  • Buka Luwur Sunan Muria dilaksanakan setiap tanggal 16 Syuro

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © Kudus Cyber City

The "Urban Elements" Fitness Exercise Equipment | Premium Wordpress Themes | Premium Blogger Templates

Converted into Blogger by Intro Blogger